Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo
Notoatmodjo. 2003 : 16)
Definisi
pendidikan - Pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 :
263)
Pendidikan
pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter,
kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam
dan masyarakatnya”.
HUKUM DASAR
PENDIDIKAN
a. Teori Empirisme “Tabularasa” (John
Locke dan Francis Bacon)
Teori ini mengatakan bahwa anak yang
baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih yang belum ditulisi
(a sheet ot white paper avoid of all characters). Jadi, sejak lahir anak itu
tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak
pendidiknya. Di sini kekuatan ada pada pendidik. Pendidikan dan lingkungan
berkuasa atas pembentukan anak.
Pendapat John Locke seperti di atas
dapat disebut juga empirisme, yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat
bahwa segala kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman
(empiri) yang masuk melalui alat indera.Kaum behavioris juga berpendapat senada
dengan teori tabularasa itu. Behaviorisme tidak mengakui adanya pembawaan dan keturunan,
atau sifat-sifat yang turun-temurun. Semua Pendidikan, menurut behaviorisme,
adalah pembentukan kebiasaan, yaitu menurut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di
dalam lingkungan seorang anak.
b. Teori Navitisme (Schopenhauer)
Lawan dari empirisme ialah
nativisme. Nativus (latin) berarti karena kelahiran. Aliran nativisme
berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai
pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing. Pembawaan
anak-anak itu ada baik dan ada yang buruk. Pendidikan tidak perlu dan tidak
berkuasa apa-apa.
Aliran Pendidikan yang menganut
paham nativisme ini disebut aliran pesimisme. Sedangkan yang menganut empirisme
dan teori tabularasa disebut aliran optimisme.Kedua teori tersebut ternyata
berat sebelah. Kedua teori tersebut ada benarnya dan ada pula yang tidak
benarnya. Maka dari itu, untuk mengambil kebenaran dari keduanya, William
Stern, ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, telah memadukan kedua teori itu menjadi
satu teori yang disebut teori konvergensi.
c. Teori Konvergensi (William Stern)
Menurut teori konvergensi hasil pendidikan anak
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan. Diakui bahwa anak
lahir telah memiliki potensi yang berupa pembawaan. Namun pembawaan yang
sifatnya potensial itu harus dikembangkan melalui pengaruh lingkungan, termasuk
lingkungan pendidikan, oleh sebab itu tugas pendidik adalah menghantarkan
perkembangan semaksimal mungkin potensi anak sehingga kelak menjadi orang yang
berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsanya.
Dimensi utama
dan pertama dari pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di bidang pendidikan
adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Filsuf yang
pertama kali memperhatikan dan memberikan konsidensi terhadap orientasi
pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme adalah John Amos Comenius
(1592-1670).
Sebagai pendeta
Protestan sekaligus paedagog, ia berpandangan bahwa manusia itu diciptakan oleh
Tuhan dan untuk Tuhan. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua
makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Percikan pemikiran Comenius
berpengaruh pada teori-teori pendidikannya. Salah satunya adalah peserta didik
harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan
dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek.
Pendidikan tidak hanya sekedar untuk menjadikan seseorang mau belajar,
melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana.5)
d. Naturalisme
Dipelopori
oleh JJ. Rousseau (Perancis; 1712-1778)
. Setiap anak terlahir dengan pembawaan yang baik. Pembawaan yang baik ini akan
menjadi rusak karena pengaruh lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang
dewasa terhadap anak justru akan merusak pembawaan baik anak. Pertumbuhan atau
perkembangan anak wajib diserahkan kepada alam (pendidikan tidak diperlukan).
Aliran ini disebut juga “Negativisme”
TUJUAN PENDIDIKAN
Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu2;
a. Kognitif (head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan
individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual
atau mental.
b. Afektif (heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap,
perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral.
c. Psikomotor (hand)
Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan
keterampilan yang mengandung unsur motoris.
Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yairu;
1.
Knowledge (Pengetahuan) Meliputi
informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.
2. Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan
suatu teori.
3. Application (Penerapan) Merupakan
kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip,
teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
4.
Analysis (Analisis) Yaitu
kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis
hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
5.
Synthesis (Sintesis) Yaitu
kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
6.
Evaluation (Penilaian) Penilaian
berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
1.
Receiving Menerima, menaruh
perhatian terhadap nilai tertentu.
2.
Responding (Merespon) Yaitu
memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan
kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.
3.
Valuing (Menghargai) Yaitu
menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma
tersebut.
4.
Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.
5.
Characterization by Value or Value
Complex. Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak
seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.
HUBUNGAN
TUJUAN PENDIDIKAN DAN HUKUM PENDIDIKAN
Pendidikan
hal yang paling penting dalam kehidupan manusia atau juga dalam kesejahteraanya.
Manusia yang mempunyai beberapa unsure, unsure manusia yang berupa akal yang di
dapat dari salah satu organ tubuh yakni otak dimana otak berfungsi untuk
menyimpan memori dan juga naluri atau nafsu yang mendorong manusia untuk
berbuat, mengetahui dan mempelajari setiap sesuatu yang ada didepannya akan
mendorong manusia untuk selalu tahu, kedua unsure organ manusia itu juga harus
di fungsikan dengan baik.
Dari
keempat hukum dasar pendidikan yang dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai semestinya dengan menerapakan dampak baik
dari hukum – hukum tersebut.
Dimana dengan pendidikan seseorang dapat mengerti tentang tujuan hidup yang
diinginkan dirinya sendirisehingga memiliki pandangan yang luas kedepan dalam
mencapai suatu cita-cita dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat
didalam berbagai lingkungan yang dapat
memotivasi diri siswa dengan baik.dengan pendidikan yang dapat meningkatkan
semua potensi kecerdasan anak-anak bangsa, yang dilandasi pendidikan
karakternya, diharapkan anak-anak bangsa di masa depan akan memiliki daya saing
yang tinggi untuk hidup damai dan sejahtera, sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia yang semakin maju dan beradab. Dengan kata lain, pendidikan karakter
adalah bagaimana manusia dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah moral
yang berjalan di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar